njajal_admob_di_blog

Pages

Wednesday, September 27, 2023

Boiler / Ketel uap Induksi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap

[ patent dianggap ditarik kembali ]

Pendahuluan

Listrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Pembangkit Listrik Tenaga Uap di dunia masih di dominasi penggunaan bahan bakar fosil, dalam hal ini batu-bara atau gas alam, disamping nukir.

Hingga kini, para ahli sepakat bahwa bahan bakar fosil berpotensi mengubah iklim dunia dengan emisi karbon yang dihasilkannya, yang berakibat pemanasan global. Dunia mulai beralih kepada sumber energi ramah lingkungan dan terbarukan, yang didominasi oleh panel surya (tenaga matahari) dan turbin angin, namun masih perlu waktu cukup lama untuk dapat meninggalkan bahan bakar fosil sepenuhnya. Banyak usaha telah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon ini.

Melalui makalah ini, penulis ingin mengajukan proyek modifikasi boiler pembangkit listrik yang selama ini menggunakan bahan bakar fosil, untuk diubah menjadi boiler induksi yang menggunakan listrik untuk memanaskan boiler. Dengan cara ini, akan didapat boiler yang bebas polusi udara.

Adapun keunggulan dan kekurangannya adalah:

  1. Keunggulan
    Tidak memerlukan bahan bakar sehingga bebas polusi. Ini karena pemanas induksi akan memanaskan obyek yang dipanaskan secara fisika, tanpa proses kimia (pembakaran, oksidasi).
  2. Kekurangan
    Dianggap sebagai free energy yang masih ditolak banyak pihak karena:
    • Melanggar hukum kekekalan energi (HKE)
    • Mengganggu bisnis lain (pemasok bahan bakar)

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, penulis mengajukan beberapa pemikiran lain untuk mengatasinya sebagai berikut

  1. Pelanggaran akan HKE, sebenarnya tidak berdampak pada sanksi apapun. Menurut penuis, HKE memiiki kelemahan karena karena menilik sejarah lahirnya HKE adalah dari pengamatan mesin uap oleh Sadi Carnot pada tahun 1824. Mesin uap menggunakan bahan bakar batu bara, yang tidak mungkin efisiensinya mencapai 100% karena pasti kehilangan energi (hukum 2 thermodinamika) oleh gesekan dan panas yang terbuang. Boiler induksi menggunakan panas dari induksi listrik, yang belum diamati oleh Carnot pada masa itu.
  2. Mengganggu bisnis pemasok bahan bakar, dapat dikompensasi dengan "mengutip" hasil penjualan listrik, misal 1 sen $ per KWH untuk di berikan kepada pemasok bahan bakar selama ini (selama kurun waktu tertentu, hingga tercapai kesetimbangan ekonomi baru). Dengan cara ini maka free energy otomatis gugur.
[edit/tambahan 15 Nop 2023]


Boiler induksi sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misal untuk mendidihkan air untuk diminum, atau menghangatkan air untuk kebutuhan kamar mandi.

Hingga kini, pemanfaatan boiler induksi untuk pengganti ketel uap pada pembangkit listrik belum pernah dilakukan. Melalui proposal ini, akan diajukan projek untuk memodifikasi pemanas air induksi untuk meng-uap-kan air hingga menjadi uap superpanas (superheated vapor) untuk memutar turbin PLTU.

Suhu superheated vapor berkisar 540⁰C, pada tekanan 10 hingga 50 bar.


Perpindahan Kalor Konveksi Paksa pada Pipa

Untuk aliran dalam pipa, besarnya perpindahan kalor dapat dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk temperature)

Dari hukum pertama termodinamika, dapat diturunkan persamaan berikut untuk menghitung kesetaraan energi

q = m.Cp(Tb2 - Tb1) q= pertukaran energi panas secara konveksi dari dinding ke udara
m= laju aliran fluida (kg/s)
Cp = Panas jenis (kj/kg.⁰C)
Tb = Suhu dikedua ujung pipa (⁰C)

Nilai m (laju aliran fluida) adalah

m = ρ.Um.Aρ= Kerapatan (kg/m3)
Um= Kec. Rata-rata (m/s)
A= luas permukaan pipa (m2)

Rumusan konveksi paksa erat hubungannya dengan bilangan Reynolds (Re), Prandtl (Pr), dan Nusselt (Nu). Bilangan Reynolds dapat menggambarkan apakah aliran tersebut laminar atau turbulen, sedangkan bilangan Prandtl menunjukkan karakteristik termal fluida, dan bilangan Nusselt menggambarkan karakteristik proses perpindahan panas. Ketiga bilangan ini membentuk persamaan Nud = C.Redm.Prn dimana C, m, dan n adalah konstanta yang harus ditentukan dari percobaan.


Bilangan Reynold
Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen:

μ = Kekentalan (kg/m.s)
Re ≤ 2300= Aliran laminar
Re ≥ 2300= Aliran turbulen

Bilangan Prandtl
Bilangan Prandtl digunakan sebagai perbandingan viskositas kinematik fluida terhadap difusivitas termal fluida. Viskositas kinematik memberikan informasi tentang laju difusi momentum dalam fluida dan difusitas termal memberikan informasi tentang difusi kalor dalam fluida.

v = viskositas kinematis
μ= viskositas dinamis
Cp = kalor jenis pada tekanan kostan
k = koefisien konduktivitas termal

Bilangan Nusselt
Merupakan bilangan yang digunakan untuk menentukan distribusi suhu permukaan atau plat. Bilangan Nusselt untuk aliran konveksi paksa pada pipa didefinisikan oleh[1]

Dittus-BoelterNu = 0,023.Re0,8PrnRe ≥ 105
0.6 ≤ Pr ≤ 160
Untuk fase uap
n=0.4 : pemanasan
n=0.3 : pendinginan
Lyon (1948)Nu = 7 + 0.025 Pe0.80 ≤ Pr ≤ 0.1
104 ≤ Re ≤ 5.106
Lyon (1951)
Seban-ShimazakiNu = 5 +0.025 Pe0.8102 ≤ Pr.Re ≤ 2.104
StromquistNu=3.6 +0.018 Pe0.888 ≤ Pr.Re ≤ 4.103
Lubarsky-KaufmanNu=0.625 Pr.Pe0.42.1x102 ≤ Re ≤ 2,54x105
Pr=0,0053
Hartnett-Irvine

Schleicher-TribusNu = 6,3 + 0,016Re < 0,91Pr1,21(uniform wall heat flux)
0 ≤ Pr ≤ 0.1
104 ≤ Re ≤ 5.106
Azer-ChaoNu = 5 + 0,05Pr0,25Pr0,77
AndreevskiiNuf = 0,65Pef0,5
SkupinskiNu = 4,82 + 0,0185Pe0,82758<Pe<1.31.104
Notter-SleicherNu = 5 + 0,0016 Re < aPrb
       a=0,88 - 0,24 / (4+Pr)
       b=0,33+0,5e-0,6Pr
104<Re<106
0.1<Pr<104
SleiherNu = 6,3 + 0,00167Pe0,85Pr0,08uniform wall heat flux
2.6x104<Re<3.02.105
0.004<Pr<0.1
Churchill-Bernstein
creeping flow regime
Pe<0.2
Chen-ChiouNu = 5,6 + 0,0165Re0,85Pr0,86uniform heat flux
LeeNu = 3,01Re0,08335≤Pe≤1000
>0.001≤Pr≤0.02

Koefisien Perpindahan Kalor
Watt/m2.⁰C
Pemanas / Heater
Watt
Suhu Limbak / Suhu Film
⁰C

Proses terbentuknya uap

Ada 3 tahap pembentukan uap superpanas (kering) dari air: suhu awal hingga titik didih, uap jenuh, dan uap kering (superpanas)

Q1 = ma . Cp. Δt1ma = massa air (kg/satuan waktu)
Cp = panas spesifik air (kkal/kg)
∆ t1 = (100⁰C - t1)
Q2 = mu . Qlmu = massa uap (kg)
Ql = panas laten (penguapan) (kkal/kg⁰C)
Q3 = mu . Cps . Δt2Cps = panas spesifik uap (kkal/kg⁰C)
∆ t2 = (t1 - 100⁰C)

Dengan menggunakan rumus-rumus konveksi paksa pada pipa diatas, untuk memanaskan air sebanyak 1000 Kg/jam pada tekanan 1 bar dari 20⁰C, hingga 540⁰C pada 15 bar diperlukan pipa (besi) diameter 1,2 cm bersuhu 900⁰C sepanjang (menggunakan boiler pipa air)

1. Pembentukan uap (1 bar) di 99,606C

@ T. masuk               20.00 ºC

Density [p]             998.200000 Kg/m³

Kec.Rata2 [Um]            3.543154 m/s

 

@ Temp. Bulk [Tb]        60.00 ºC

Density [p]             983.100000 Kg/m³

SpecHeat [Cp]             4.179000 j/KgK

Perpindahan kalor [q]    92.409298 W

µb                    4.70000E-004 Kg/m.s

 

@ Temp. Rata            530.00 ºC

Density [p]               0.269960 Kg/m³

Konduktf.thermal [k]  7.03000E-005 W/mºC

Viskositas dyn [µ]    3.00000E-005 N.s/m²

µw                    4.78000E-005 Kg/m.s

 

Reynold                 318.836635 

Prandtl                   0.919502 

Faktor gesekan            0.117758 

 

Turbulen, calculate Nusselt number (144)

DittusBoelter, 0.6<Pr<120; 2k5<Re<16e4

Nusselt                   2.238739 

Koef.pindah kalor [h]     0.015738 W/m².ºC

Panjang Pipa           2347.800368 m

 

Skupinski, 100<=Re.Pr<=10e4

Nusselt                   6.849929 

Koef.pindah kalor [h]     0.048155 W/m².ºC

Panjang Pipa            767.323729 m

 

SebanShimazaki, Re.Pr>=100; L/D>30;

Nusselt                   7.353080 

Koef.pindah kalor [h]     0.051692 W/m².ºC

Panjang Pipa            714.817794 m

 

Stromquist, 88<=Re<4000

Nusselt                   5.294218 

Koef.pindah kalor [h]     0.037218 W/m².ºC

Panjang Pipa            992.802492 m

 

Lyon49, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6

Nusselt                   9.353080 

Koef.pindah kalor [h]     0.065752 W/m².ºC

Panjang Pipa            561.965951 m

 

Lyon51, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6

Nusselt                   9.691240 

Koef.pindah kalor [h]     0.068129 W/m².ºC

Panjang Pipa            542.357106 m

 

SleicherTribus, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                   8.759615 

Koef.pindah kalor [h]     0.061580 W/m².ºC

Panjang Pipa            600.039242 m

 

ChenChiou, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                   7.813872 

Koef.pindah kalor [h]     0.054932 W/m².ºC

Panjang Pipa            672.664324 m

 

LubarskyKaufman, Pr=0.0053; 2.1e3<Re<2.54e5

Nusselt                   6.063570 

Koef.pindah kalor [h]     0.042627 W/m².ºC

Panjang Pipa            866.834668 m

 

Ibragimov, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                   5.909232 

Koef.pindah kalor [h]     0.041542 W/m².ºC

Panjang Pipa            889.474710 m

 

Kirillov, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                   6.194218 

Koef.pindah kalor [h]     0.043545 W/m².ºC

Panjang Pipa            848.551474 m

 

NotterSleicher, 104<Re<106; 0.1<Pr<104

Nusselt                  14.368520 

Koef.pindah kalor [h]     0.101011 W/m².ºC

Panjang Pipa            365.807514 m

 

AzerChao, 104<Re<106; 0.1<Pr<104

Nusselt                  11.145775 

Koef.pindah kalor [h]     0.078355 W/m².ºC

Panjang Pipa            471.578944 m

 

2. Uap jenuh (15 bar)

@ T. masuk               99.61 ºC

Density [p]               0.590340 Kg/m³

Kec.Rata2 [Um]         5991.083974 m/s

 

@ Temp. Bulk [Tb]       149.00 ºC

Density [p]               0.517243 Kg/m³

SpecHeat [Cp]             1.981873 j/KgK

Perpindahan kalor [q]    59.065115 W

µb                    1.36576E-005 Kg/m.s

 

@ Temp. Rata            574.00 ºC

Density [p]               0.255902 Kg/m³

Konduktf.thermal [k]  7.58452E-005 W/mºC

Viskositas dyn [µ]    3.17600E-005 N.s/m²

µw                    4.78000E-005 Kg/m.s

 

Reynold               482724.129279 

Prandtl                   0.914887 

Faktor gesekan            0.013215 

 

Turbulen, calculate Nusselt number (139)

DittusBoelter, 0.6<Pr<120; 2k5<Re<16e4

Nusselt                 782.049171 

Koef.pindah kalor [h]     5.931471 W/m².ºC

Panjang Pipa              3.211974 m

 

Skupinski, 100<=Re.Pr<=10e4

Nusselt                 867.087002 

Koef.pindah kalor [h]     6.576443 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.896966 m

 

SebanShimazaki, Re.Pr>=100; L/D>30;

Nusselt                 825.338794 

Koef.pindah kalor [h]     6.259803 W/m².ºC

Panjang Pipa              3.043503 m

 

Stromquist, 88<=Re<4000

Nusselt                 594.243932 

Koef.pindah kalor [h]     4.507058 W/m².ºC

Panjang Pipa              4.227088 m

 

Lyon49, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 827.338794 

Koef.pindah kalor [h]     6.274972 W/m².ºC

Panjang Pipa              3.036146 m

 

Lyon51, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 952.812784 

Koef.pindah kalor [h]     7.226632 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.636322 m

 

SleicherTribus, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                1545.462380 

Koef.pindah kalor [h]    11.721598 W/m².ºC

Panjang Pipa              1.625353 m

 

ChenChiou, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                1123.085190 

Koef.pindah kalor [h]     8.518068 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.236626 m

 

LubarskyKaufman, Pr=0.0053; 2.1e3<Re<2.54e5

Nusselt                 113.215695 

Koef.pindah kalor [h]     0.858687 W/m².ºC

Panjang Pipa             22.187042 m

 

Ibragimov, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 497.772884 

Koef.pindah kalor [h]     3.775371 W/m².ºC

Panjang Pipa              5.046320 m

 

Kirillov, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 595.143932 

Koef.pindah kalor [h]     4.513884 W/m².ºC

Panjang Pipa              4.220696 m

 

NotterSleicher, 104<Re<106; 0.1<Pr<104

Nusselt                 270.837356 

Koef.pindah kalor [h]     2.054173 W/m².ºC

Panjang Pipa              9.274649 m

 

AzerChao, 104<Re<106; 0.1<Pr<104

Nusselt                1170.483226 

Koef.pindah kalor [h]     8.877559 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.146055 m

 

3. Uap kering / superpanas (15 bar) di 540⁰C

@ T. masuk              198.29 ºC

Density [p]               7.592400 Kg/m³

Kec.Rata2 [Um]          465.831162 m/s

 

@ Temp. Bulk [Tb]       369.00 ºC

Density [p]               7.592400 Kg/m³

SpecHeat [Cp]             2.204305 j/KgK

Perpindahan kalor [q]   209.231364 W

µb                    1.36576E-005 Kg/m.s

 

@ Temp. Rata            712.00 ºC

Density [p]               3.312733 Kg/m³

Konduktf.thermal [k]  9.49020E-005 W/mºC

Viskositas dyn [µ]    3.72800E-005 N.s/m²

µw                    5.00000E-005 Kg/m.s

 

Reynold               413941.621743 

Prandtl                   0.904482 

Faktor gesekan            0.013592 

 

Turbulen, calculate Nusselt number (139)

DittusBoelter, 0.6<Pr<120; 2k5<Re<16e4

Nusselt                 688.397127 

Koef.pindah kalor [h]     6.533026 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.983354 m

 

Skupinski, 100<=Re.Pr<=10e4

Nusselt                 757.002159 

Koef.pindah kalor [h]     7.184101 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.712981 m

 

SebanShimazaki, Re.Pr>=100; L/D>30;

Nusselt                 723.805112 

Koef.pindah kalor [h]     6.869055 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.837411 m

 

Stromquist, 88<=Re<4000

Nusselt                 521.139681 

Koef.pindah kalor [h]     4.945719 W/m².ºC

Panjang Pipa              3.940849 m

 

Lyon49, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 725.805112 

Koef.pindah kalor [h]     6.888035 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.829592 m

 

Lyon51, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 851.056298 

Koef.pindah kalor [h]     8.076694 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.413157 m

 

SleicherTribus, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                1336.039966 

Koef.pindah kalor [h]    12.679286 W/m².ºC

Panjang Pipa              1.537179 m

 

ChenChiou, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 986.096787 

Koef.pindah kalor [h]     9.358255 W/m².ºC

Panjang Pipa              2.082689 m

 

LubarskyKaufman, Pr=0.0053; 2.1e3<Re<2.54e5

Nusselt                 105.977969 

Koef.pindah kalor [h]     1.005752 W/m².ºC

Panjang Pipa             19.378863 m

 

Ibragimov, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 440.693624 

Koef.pindah kalor [h]     4.182270 W/m².ºC

Panjang Pipa              4.660228 m

 

Kirillov, 10e4<=Re<5e6

Nusselt                 522.039681 

Koef.pindah kalor [h]     4.954261 W/m².ºC

Panjang Pipa              3.934054 m

 

NotterSleicher, 104<Re<106; 0.1<Pr<104

Nusselt                 251.616660 

Koef.pindah kalor [h]     2.387892 W/m².ºC

Panjang Pipa              8.162149 m

 

AzerChao, 104<Re<106; 0.1<Pr<104

Nusselt                1037.654417 

Koef.pindah kalor [h]     9.847547 W/m².ºC

Panjang Pipa              1.979207 m

 

Dan dari semua perhitungan menggunakan beberapa angka Nusselt diatas, jika dijumlahkan maka panjang pipa akhir menjadi

0

DittusBoelter

2353.94 m

1

Skupinski

772.88 m

2

SebanShimazaki

720.65 m

3

Stromquist

1000.90 m

5

Lyon49

567.78 m

6

Lyon51

547.37 m

7

SleicherTribus

603.17 m

8

ChenChio

676.94 m

9

LubarskyKaufman

908.53 m

10

Ibragimov

899.11 m

11

Kirillov

856.64 m

12

NotterSleicher

383.27 m

13

AzerChao

475.67 m

Jadi, secara teoritis, untuk mendapatkan suhu udara 540⁰C dengan tekanan 15 bar dari air 20⁰C 1 bar sebanyak 1000 kg/jam, diperlukan pipa besi pemanas berdiameter 1,2 cm dengan suhu 900⁰C sepanjang 383,27 m (NotterSleicher) hingga 2353,94 m (DittusBoelter). Nilai panjang pipa sesungguhnya dapat diperoleh melalui percobaan. Jika digunakan lebih dari 1 batang pipa, maka panjang pipa diatas di bagi dengan jumlah pipa pemanas induksi yang digunakan.

Dalam proyek ini, pipa besi akan dipanaskan menggunakan pemanas induksi, setelah melihat beberapa video di Youtube bahwa pemanas induksi 1000 Watt mampu memanaskan besi hingga pijar dan diharapkan dapat digunakan sebagai boiler induksi untuk PLTU. Untuk memanaskan pipa sepanjang 383 meter, digunakan beberapa pemanas induksi yang dipasang secara seri (berdampingan) sepanjang pipa.

Pemanas induksi

Pemanas Induksi (Induction Heating) adalah sistem pemanas dengan menggunakan induksi medan magnet yang dihasilkan dari frekuensi tinggi. Panas muncul karena pada objek timbul arus Eddy atau arus pusat yang arahnya melingkar melingkupi medan magnet yang menembus objek[2].


Gambar 1. Ilustrasi Jalur Medan magnet


Cara Kerja Pemanas Induksi

Tegangan bolak-balik dengan frekuensi tinggi dibangkitkan oleh modul daya, dikirimkan ke kumparan untuk menimbulkan fluks. Besar kecilnya fluks yang di bangkitkan bergantung pada luas bidang kumparan induksi yang digunakan. Hal ini dikarenakan pemanas induksi memanfaatkan rugi-rugi yang terjadi pada kumparan penginduksi. Panas yang dihasilkan pada material sangat bergantung kepada besarnya arus eddy yang diinduksikan oleh lilitan induktor.

Menurut Lozinski[3], hal yang dapat menetukan banyaknya arus Eddy pada logam adalah :

  1. Besar medan magnet yang menginduksi Logam
  2. Bahan logam yang digunakan untuk menghasilkan panas. Semakin kecil hambatan jenis logam, semakin baik untuk dijadikan obyek panas logam
  3. Luas permukaan logam, makin luas permukaan logam maka makin banyak arus Eddy pada permukaan logam tersebut
  4. Frekuensi, semakin tinggi frekuensi maka semakin banyak medan magnet yang dihasilkan

Karakteristik pemanas induksi

  1. Mampu memanaskjan obyek dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini dikarenakan kerapatan energinya tinggi
  2. Dapat menghasilkan suhu yang sangat tinggi
  3. Pemanasan dapat dilakukan pada lokasi tertentu
  4. Sistem dapat dibuat bekerja secara otomatis
  5. Secara umum, memiliki efisiensi energi yang tinggi, akan tetapi hal ini bergantung pada karakteristik material yang dipanaskan
  6. Rugi-rugi pemanasan dapat ditekan seminimal mungkin

Keuntungan pemakaian pemanas induksi

  1. Panas dihasilkan secara langsung didalam dinding barrel
  2. Panas dapat diterapkan seragam di seluruh barrel
  3. Operasi elemen dingin, sehingga tidak memiliki batas waktu
  4. Waktu start up cepat
  5. Hemat energi

Rangkaian inverter (oscilator) berikut ini[4] akan menghasilkan frekwensi ± 100 kHz dengan daya maksimum yang dibutuhkan 1000 watt. Panas induksi yang dihasilkan dapat membuat besi menjadi pijar. Untuk mengatur suhu yang dihasilkan, tegangan input dapat diatur dari 10 volt hingga 48 volt (DC 20 Ampere)

1
 D1, D2Diode MUR420
2 DZ1, DZ2Zener Diode 12V - 1W
3
 C1-C6Capacitors MKP polypropylene 0,33 mF 630 V
4 L1, L26 coils of 0.8 mm thick copper, diameter 6 mm (1,26 mH)
5 M1, M2MOSFETs IRFP260N (Infineon)
6 R14,7 kΩ
7 R2, R5470 Ω
8 R3, R410 kΩ

Tata laksana percobaan

  1. Membuat pemanas induksi untuk memanaskan pipa diameter 1,2 cm sepanjang 34,12 meter
  2. Untuk simulasi pemanas induksi, gunakan jet-pump untuk memompa air dengan tekanan 15 bar, inputkan ke pipa pemanas induksi
  3. Ukur suhu udara keluar di ujung keluaran pipa pemanas induksi
    • Jika diperoleh suhu 540⁰C maka percobaan selanjutnya dapat dilakukan pada turbin pembangkit listrik
    • Jika diperoleh suhu kurang dari 540⁰C maka ulangi percobaan dengan pipa yang lebih panjang hingga didapat suhu keluaran 540⁰C dan lanjutkan pada turbin pembangkit listrik
  4. Pasang pipa pemanas induksi pada turbin menggantikan boiler. Sesuaikan junction jika perlu
  5. Sesuaikan sensor putaran turbin dengan inverter / oscilator pemanas induksi
  6. Lakukan pengujian pada turbin pembangkit listrik pemanas induksi



Penutup

Ide pada makalah ini menyerempet konsep free energy yang kontroversial. Karenanya, semua usaha untuk merealisasikan ide ini dan/atau menggunakan pada pembangkit listrik sesungguhnya, diharapkan menyampaikan ke dwi.sutadi_at_gmail.com


  1. S. Jayaraj, E. Bubelis, S. Perez-Martin, S. Passerini, C. Gerardi, et al.. IAEA NAPRO Coordinated Research Project : Heat Transfer and Pressure Drop Correlations for Sodium Cooled Systems. ICAPP 2016 - 2016 International Congress on Advances in Nuclear Power Plants, Apr 2016, San Francisco, United States. cea-02442356v2
  2. http://blog4alio.blogspot.com/
  3. Mikhael Grigor’evich Lozinsk’i, Industrial Application of Induction Heater, Oxford, New York, Pergamon Press, 1969
  4. https://www.open-electronics.org/