[ patent dianggap ditarik kembali ]
Pendahuluan
Listrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Pembangkit Listrik Tenaga Uap di dunia masih di dominasi penggunaan bahan bakar fosil, dalam hal ini batu-bara atau gas alam, disamping nukir.
Hingga kini, para ahli sepakat bahwa bahan bakar fosil berpotensi mengubah iklim dunia dengan emisi karbon yang dihasilkannya, yang berakibat pemanasan global. Dunia mulai beralih kepada sumber energi ramah lingkungan dan terbarukan, yang didominasi oleh panel surya (tenaga matahari) dan turbin angin, namun masih perlu waktu cukup lama untuk dapat meninggalkan bahan bakar fosil sepenuhnya. Banyak usaha telah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon ini.
Melalui makalah ini, penulis ingin mengajukan proyek modifikasi boiler pembangkit listrik yang selama ini menggunakan bahan bakar fosil, untuk diubah menjadi boiler induksi yang menggunakan listrik untuk memanaskan boiler. Dengan cara ini, akan didapat boiler yang bebas polusi udara.
Adapun keunggulan dan kekurangannya adalah:
- Keunggulan
Tidak memerlukan bahan bakar sehingga bebas polusi. Ini karena pemanas induksi akan memanaskan obyek yang dipanaskan secara fisika, tanpa proses kimia (pembakaran, oksidasi). - Kekurangan
Dianggap sebagai free energy yang masih ditolak banyak pihak karena:- Melanggar hukum kekekalan energi (HKE)
- Mengganggu bisnis lain (pemasok bahan bakar)
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, penulis mengajukan beberapa pemikiran lain untuk mengatasinya sebagai berikut
- Pelanggaran akan HKE, sebenarnya tidak berdampak pada sanksi apapun. Menurut penuis, HKE memiiki kelemahan karena karena menilik sejarah lahirnya HKE adalah dari pengamatan mesin uap oleh Sadi Carnot pada tahun 1824. Mesin uap menggunakan bahan bakar batu bara, yang tidak mungkin efisiensinya mencapai 100% karena pasti kehilangan energi (hukum 2 thermodinamika) oleh gesekan dan panas yang terbuang. Boiler induksi menggunakan panas dari induksi listrik, yang belum diamati oleh Carnot pada masa itu.
- Mengganggu bisnis pemasok bahan bakar, dapat dikompensasi dengan "mengutip" hasil penjualan listrik, misal 1 sen $ per KWH untuk di berikan kepada pemasok bahan bakar selama ini (selama kurun waktu tertentu, hingga tercapai kesetimbangan ekonomi baru). Dengan cara ini maka free energy otomatis gugur.
Boiler induksi sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misal untuk mendidihkan air untuk diminum, atau menghangatkan air untuk kebutuhan kamar mandi.
Hingga kini, pemanfaatan boiler induksi untuk pengganti ketel uap pada pembangkit listrik belum pernah dilakukan. Melalui proposal ini, akan diajukan projek untuk memodifikasi pemanas air induksi untuk meng-uap-kan air hingga menjadi uap superpanas (superheated vapor) untuk memutar turbin PLTU.
Suhu superheated vapor berkisar 540⁰C, pada tekanan 10 hingga 50 bar.
Perpindahan Kalor Konveksi Paksa pada Pipa
Untuk aliran dalam pipa, besarnya perpindahan kalor dapat dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk temperature)
Dari hukum pertama termodinamika, dapat diturunkan persamaan berikut untuk menghitung kesetaraan energi
q = m.Cp(Tb2 - Tb1) | q | = pertukaran energi panas secara konveksi dari dinding ke udara |
m | = laju aliran fluida (kg/s) | |
Cp | = Panas jenis (kj/kg.⁰C) | |
Tb | = Suhu dikedua ujung pipa (⁰C) |
Nilai m (laju aliran fluida) adalah
m = ρ.Um.A | ρ | = Kerapatan (kg/m3) |
Um | = Kec. Rata-rata (m/s) | |
A | = luas permukaan pipa (m2) |
Rumusan konveksi paksa erat hubungannya dengan bilangan Reynolds (Re), Prandtl (Pr), dan Nusselt (Nu). Bilangan Reynolds dapat menggambarkan apakah aliran tersebut laminar atau turbulen, sedangkan bilangan Prandtl menunjukkan karakteristik termal fluida, dan bilangan Nusselt menggambarkan karakteristik proses perpindahan panas. Ketiga bilangan ini membentuk persamaan Nud = C.Redm.Prn dimana C, m, dan n adalah konstanta yang harus ditentukan dari percobaan.
Bilangan Reynold
Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen:
μ | = Kekentalan (kg/m.s) | |
Re ≤ 2300 | = Aliran laminar | |
Re ≥ 2300 | = Aliran turbulen |
Bilangan Prandtl
Bilangan Prandtl digunakan sebagai perbandingan viskositas kinematik fluida
terhadap difusivitas termal fluida. Viskositas kinematik memberikan informasi
tentang laju difusi momentum dalam fluida dan difusitas termal memberikan
informasi tentang difusi kalor dalam fluida.
v | = viskositas kinematis | |
μ | = viskositas dinamis | |
Cp | = kalor jenis pada tekanan kostan | |
k | = koefisien konduktivitas termal |
Bilangan Nusselt
Merupakan bilangan yang digunakan untuk menentukan distribusi suhu permukaan atau plat.
Bilangan Nusselt untuk aliran konveksi paksa pada pipa didefinisikan
oleh[1]
Dittus-Boelter | Nu = 0,023.Re0,8Prn | Re ≥ 105 0.6 ≤ Pr ≤ 160 | Untuk fase uap n=0.4 : pemanasan n=0.3 : pendinginan |
---|---|---|---|
Lyon (1948) | Nu = 7 + 0.025 Pe0.8 | 0 ≤ Pr ≤ 0.1 104 ≤ Re ≤ 5.106 | |
Lyon (1951) | |||
Seban-Shimazaki | Nu = 5 +0.025 Pe0.8 | 102 ≤ Pr.Re ≤ 2.104 | |
Stromquist | Nu=3.6 +0.018 Pe0.8 | 88 ≤ Pr.Re ≤ 4.103 | |
Lubarsky-Kaufman | Nu=0.625 Pr.Pe0.4 | 2.1x102 ≤ Re ≤ 2,54x105 Pr=0,0053 | |
Hartnett-Irvine | |||
Schleicher-Tribus | Nu = 6,3 + 0,016Re < 0,91Pr1,21 | (uniform wall heat flux) 0 ≤ Pr ≤ 0.1 104 ≤ Re ≤ 5.106 | |
Azer-Chao | Nu = 5 + 0,05Pr0,25Pr0,77 | ||
Andreevskii | Nuf = 0,65Pef0,5 | ||
Skupinski | Nu = 4,82 + 0,0185Pe0,827 | 58<Pe<1.31.104 | |
Notter-Sleicher | Nu∞ = 5 + 0,0016 Re < aPrb a=0,88 - 0,24 / (4+Pr) b=0,33+0,5e-0,6Pr | 104<Re<106 0.1<Pr<104 | |
Sleiher | Nu = 6,3 + 0,00167Pe0,85Pr0,08 | uniform wall heat flux 2.6x104<Re<3.02.105 0.004<Pr<0.1 | |
Churchill-Bernstein | creeping flow regime Pe<0.2 | ||
Chen-Chiou | Nu = 5,6 + 0,0165Re0,85Pr0,86 | uniform heat flux | |
Lee | Nu = 3,01Re0,0833 | 5≤Pe≤1000 >0.001≤Pr≤0.02 |
Koefisien Perpindahan Kalor | Watt/m2.⁰C | |
Pemanas / Heater | Watt | |
Suhu Limbak / Suhu Film | ⁰C |
Proses terbentuknya uap
Ada 3 tahap pembentukan uap superpanas (kering) dari air: suhu awal hingga titik didih, uap jenuh, dan uap kering (superpanas)
Q1 = ma . Cp. Δt1 | ma = massa air (kg/satuan waktu) Cp = panas spesifik air (kkal/kg) ∆ t1 = (100⁰C - t1) |
---|---|
Q2 = mu . Ql | mu = massa uap (kg) Ql = panas laten (penguapan) (kkal/kg⁰C) |
Q3 = mu . Cps . Δt2 | Cps = panas spesifik uap (kkal/kg⁰C) ∆ t2 = (t1 - 100⁰C) |
Dengan menggunakan rumus-rumus konveksi paksa pada pipa diatas, untuk memanaskan air sebanyak 1000 Kg/jam pada tekanan 1 bar dari 20⁰C, hingga 540⁰C pada 15 bar diperlukan pipa (besi) diameter 1,2 cm bersuhu 900⁰C sepanjang (menggunakan boiler pipa air)
1. Pembentukan uap (1 bar) di 99,606⁰C
@ T. masuk 20.00 ºC Density [p] 998.200000 Kg/m³ Kec.Rata2 [Um] 3.543154 m/s
@ Temp. Bulk [Tb] 60.00 ºC Density [p] 983.100000 Kg/m³ SpecHeat [Cp] 4.179000 j/KgK Perpindahan kalor [q] 92.409298 W µb 4.70000E-004 Kg/m.s
@ Temp. Rata 530.00 ºC Density [p] 0.269960 Kg/m³ Konduktf.thermal [k] 7.03000E-005 W/mºC Viskositas dyn [µ] 3.00000E-005 N.s/m² µw 4.78000E-005 Kg/m.s
Reynold 318.836635 Prandtl 0.919502 Faktor gesekan 0.117758
Turbulen, calculate Nusselt number (144) DittusBoelter, 0.6<Pr<120; 2k5<Re<16e4 Nusselt 2.238739 Koef.pindah kalor [h] 0.015738 W/m².ºC Panjang Pipa 2347.800368 m
Skupinski, 100<=Re.Pr<=10e4 Nusselt 6.849929 Koef.pindah kalor [h] 0.048155 W/m².ºC Panjang Pipa 767.323729 m
SebanShimazaki, Re.Pr>=100; L/D>30; Nusselt 7.353080 Koef.pindah kalor [h] 0.051692 W/m².ºC Panjang Pipa 714.817794 m
Stromquist, 88<=Re<4000 Nusselt 5.294218 Koef.pindah kalor [h] 0.037218 W/m².ºC Panjang Pipa 992.802492 m
Lyon49, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6 Nusselt 9.353080 Koef.pindah kalor [h] 0.065752 W/m².ºC Panjang Pipa 561.965951 m
Lyon51, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6 Nusselt 9.691240 Koef.pindah kalor [h] 0.068129 W/m².ºC Panjang Pipa 542.357106 m
SleicherTribus, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 8.759615 Koef.pindah kalor [h] 0.061580 W/m².ºC Panjang Pipa 600.039242 m
ChenChiou, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 7.813872 Koef.pindah kalor [h] 0.054932 W/m².ºC Panjang Pipa 672.664324 m
LubarskyKaufman, Pr=0.0053; 2.1e3<Re<2.54e5 Nusselt 6.063570 Koef.pindah kalor [h] 0.042627 W/m².ºC Panjang Pipa 866.834668 m
Ibragimov, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 5.909232 Koef.pindah kalor [h] 0.041542 W/m².ºC Panjang Pipa 889.474710 m
Kirillov, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 6.194218 Koef.pindah kalor [h] 0.043545 W/m².ºC Panjang Pipa 848.551474 m
NotterSleicher, 104<Re<106; 0.1<Pr<104 Nusselt 14.368520 Koef.pindah kalor [h] 0.101011 W/m².ºC Panjang Pipa 365.807514 m
AzerChao, 104<Re<106; 0.1<Pr<104 Nusselt 11.145775 Koef.pindah kalor [h] 0.078355 W/m².ºC Panjang Pipa 471.578944 m
|
2. Uap jenuh (15 bar)
@ T. masuk 99.61 ºC Density [p] 0.590340 Kg/m³ Kec.Rata2 [Um] 5991.083974 m/s
@ Temp. Bulk [Tb] 149.00 ºC Density [p] 0.517243 Kg/m³ SpecHeat [Cp] 1.981873 j/KgK Perpindahan kalor [q] 59.065115 W µb 1.36576E-005 Kg/m.s
@ Temp. Rata 574.00 ºC Density [p] 0.255902 Kg/m³ Konduktf.thermal [k] 7.58452E-005 W/mºC Viskositas dyn [µ] 3.17600E-005 N.s/m² µw 4.78000E-005 Kg/m.s
Reynold 482724.129279 Prandtl 0.914887 Faktor gesekan 0.013215
Turbulen, calculate Nusselt number (139) DittusBoelter, 0.6<Pr<120; 2k5<Re<16e4 Nusselt 782.049171 Koef.pindah kalor [h] 5.931471 W/m².ºC Panjang Pipa 3.211974 m
Skupinski, 100<=Re.Pr<=10e4 Nusselt 867.087002 Koef.pindah kalor [h] 6.576443 W/m².ºC Panjang Pipa 2.896966 m
SebanShimazaki, Re.Pr>=100; L/D>30; Nusselt 825.338794 Koef.pindah kalor [h] 6.259803 W/m².ºC Panjang Pipa 3.043503 m
Stromquist, 88<=Re<4000 Nusselt 594.243932 Koef.pindah kalor [h] 4.507058 W/m².ºC Panjang Pipa 4.227088 m
Lyon49, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6 Nusselt 827.338794 Koef.pindah kalor [h] 6.274972 W/m².ºC Panjang Pipa 3.036146 m
Lyon51, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6 Nusselt 952.812784 Koef.pindah kalor [h] 7.226632 W/m².ºC Panjang Pipa 2.636322 m
SleicherTribus, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 1545.462380 Koef.pindah kalor [h] 11.721598 W/m².ºC Panjang Pipa 1.625353 m
ChenChiou, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 1123.085190 Koef.pindah kalor [h] 8.518068 W/m².ºC Panjang Pipa 2.236626 m
LubarskyKaufman, Pr=0.0053; 2.1e3<Re<2.54e5 Nusselt 113.215695 Koef.pindah kalor [h] 0.858687 W/m².ºC Panjang Pipa 22.187042 m
Ibragimov, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 497.772884 Koef.pindah kalor [h] 3.775371 W/m².ºC Panjang Pipa 5.046320 m
Kirillov, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 595.143932 Koef.pindah kalor [h] 4.513884 W/m².ºC Panjang Pipa 4.220696 m
NotterSleicher, 104<Re<106; 0.1<Pr<104 Nusselt 270.837356 Koef.pindah kalor [h] 2.054173 W/m².ºC Panjang Pipa 9.274649 m
AzerChao, 104<Re<106; 0.1<Pr<104 Nusselt 1170.483226 Koef.pindah kalor [h] 8.877559 W/m².ºC Panjang Pipa 2.146055 m
|
3. Uap kering / superpanas (15 bar) di 540⁰C
@ T. masuk 198.29 ºC Density [p] 7.592400 Kg/m³ Kec.Rata2 [Um] 465.831162 m/s
@ Temp. Bulk [Tb] 369.00 ºC Density [p] 7.592400 Kg/m³ SpecHeat [Cp] 2.204305 j/KgK Perpindahan kalor [q] 209.231364 W µb 1.36576E-005 Kg/m.s
@ Temp. Rata 712.00 ºC Density [p] 3.312733 Kg/m³ Konduktf.thermal [k] 9.49020E-005 W/mºC Viskositas dyn [µ] 3.72800E-005 N.s/m² µw 5.00000E-005 Kg/m.s
Reynold 413941.621743 Prandtl 0.904482 Faktor gesekan 0.013592
Turbulen, calculate Nusselt number (139) DittusBoelter, 0.6<Pr<120; 2k5<Re<16e4 Nusselt 688.397127 Koef.pindah kalor [h] 6.533026 W/m².ºC Panjang Pipa 2.983354 m
Skupinski, 100<=Re.Pr<=10e4 Nusselt 757.002159 Koef.pindah kalor [h] 7.184101 W/m².ºC Panjang Pipa 2.712981 m
SebanShimazaki, Re.Pr>=100; L/D>30; Nusselt 723.805112 Koef.pindah kalor [h] 6.869055 W/m².ºC Panjang Pipa 2.837411 m
Stromquist, 88<=Re<4000 Nusselt 521.139681 Koef.pindah kalor [h] 4.945719 W/m².ºC Panjang Pipa 3.940849 m
Lyon49, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6 Nusselt 725.805112 Koef.pindah kalor [h] 6.888035 W/m².ºC Panjang Pipa 2.829592 m
Lyon51, 0<Pr<=0.1; 10e4<=Re<5e6 Nusselt 851.056298 Koef.pindah kalor [h] 8.076694 W/m².ºC Panjang Pipa 2.413157 m
SleicherTribus, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 1336.039966 Koef.pindah kalor [h] 12.679286 W/m².ºC Panjang Pipa 1.537179 m
ChenChiou, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 986.096787 Koef.pindah kalor [h] 9.358255 W/m².ºC Panjang Pipa 2.082689 m
LubarskyKaufman, Pr=0.0053; 2.1e3<Re<2.54e5 Nusselt 105.977969 Koef.pindah kalor [h] 1.005752 W/m².ºC Panjang Pipa 19.378863 m
Ibragimov, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 440.693624 Koef.pindah kalor [h] 4.182270 W/m².ºC Panjang Pipa 4.660228 m
Kirillov, 10e4<=Re<5e6 Nusselt 522.039681 Koef.pindah kalor [h] 4.954261 W/m².ºC Panjang Pipa 3.934054 m
NotterSleicher, 104<Re<106; 0.1<Pr<104 Nusselt 251.616660 Koef.pindah kalor [h] 2.387892 W/m².ºC Panjang Pipa 8.162149 m
AzerChao, 104<Re<106; 0.1<Pr<104 Nusselt 1037.654417 Koef.pindah kalor [h] 9.847547 W/m².ºC Panjang Pipa 1.979207 m
|
Dan dari semua perhitungan menggunakan beberapa angka Nusselt diatas, jika dijumlahkan maka panjang pipa akhir menjadi
0 |
DittusBoelter |
2353.94 m |
1 |
Skupinski |
772.88 m |
2 |
SebanShimazaki |
720.65 m |
3 |
Stromquist |
1000.90 m |
5 |
Lyon49 |
567.78 m |
6 |
Lyon51 |
547.37 m |
7 |
SleicherTribus |
603.17 m |
8 |
ChenChio |
676.94 m |
9 |
LubarskyKaufman |
908.53 m |
10 |
Ibragimov |
899.11 m |
11 |
Kirillov |
856.64 m |
12 |
NotterSleicher |
383.27 m |
13 |
AzerChao |
475.67 m |
Jadi, secara teoritis, untuk mendapatkan suhu udara 540⁰C dengan tekanan 15 bar dari air 20⁰C 1 bar sebanyak 1000 kg/jam, diperlukan pipa besi pemanas berdiameter 1,2 cm dengan suhu 900⁰C sepanjang 383,27 m (NotterSleicher) hingga 2353,94 m (DittusBoelter). Nilai panjang pipa sesungguhnya dapat diperoleh melalui percobaan. Jika digunakan lebih dari 1 batang pipa, maka panjang pipa diatas di bagi dengan jumlah pipa pemanas induksi yang digunakan.
Dalam proyek ini, pipa besi akan dipanaskan menggunakan pemanas induksi, setelah melihat beberapa video di Youtube bahwa pemanas induksi 1000 Watt mampu memanaskan besi hingga pijar dan diharapkan dapat digunakan sebagai boiler induksi untuk PLTU. Untuk memanaskan pipa sepanjang 383 meter, digunakan beberapa pemanas induksi yang dipasang secara seri (berdampingan) sepanjang pipa.
Pemanas induksi
Pemanas Induksi (Induction Heating) adalah sistem pemanas dengan menggunakan induksi medan magnet yang dihasilkan dari frekuensi tinggi. Panas muncul karena pada objek timbul arus Eddy atau arus pusat yang arahnya melingkar melingkupi medan magnet yang menembus objek[2].
Cara Kerja Pemanas Induksi
Tegangan bolak-balik dengan frekuensi tinggi dibangkitkan oleh modul daya, dikirimkan ke kumparan untuk menimbulkan fluks. Besar kecilnya fluks yang di bangkitkan bergantung pada luas bidang kumparan induksi yang digunakan. Hal ini dikarenakan pemanas induksi memanfaatkan rugi-rugi yang terjadi pada kumparan penginduksi. Panas yang dihasilkan pada material sangat bergantung kepada besarnya arus eddy yang diinduksikan oleh lilitan induktor.
Menurut Lozinski[3], hal yang dapat menetukan banyaknya arus Eddy pada logam adalah :
- Besar medan magnet yang menginduksi Logam
- Bahan logam yang digunakan untuk menghasilkan panas. Semakin kecil hambatan jenis logam, semakin baik untuk dijadikan obyek panas logam
- Luas permukaan logam, makin luas permukaan logam maka makin banyak arus Eddy pada permukaan logam tersebut
- Frekuensi, semakin tinggi frekuensi maka semakin banyak medan magnet yang dihasilkan
Karakteristik pemanas induksi
- Mampu memanaskjan obyek dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini dikarenakan kerapatan energinya tinggi
- Dapat menghasilkan suhu yang sangat tinggi
- Pemanasan dapat dilakukan pada lokasi tertentu
- Sistem dapat dibuat bekerja secara otomatis
- Secara umum, memiliki efisiensi energi yang tinggi, akan tetapi hal ini bergantung pada karakteristik material yang dipanaskan
- Rugi-rugi pemanasan dapat ditekan seminimal mungkin
Keuntungan pemakaian pemanas induksi
- Panas dihasilkan secara langsung didalam dinding barrel
- Panas dapat diterapkan seragam di seluruh barrel
- Operasi elemen dingin, sehingga tidak memiliki batas waktu
- Waktu start up cepat
- Hemat energi
Rangkaian inverter (oscilator)
berikut ini[4] akan
menghasilkan frekwensi ± 100 kHz dengan daya maksimum yang dibutuhkan 1000
watt. Panas induksi yang dihasilkan dapat membuat besi menjadi pijar. Untuk
mengatur suhu yang dihasilkan, tegangan input dapat diatur dari 10 volt hingga
48 volt (DC 20 Ampere)
1 | D1, D2 | Diode MUR420 |
---|---|---|
2 | DZ1, DZ2 | Zener Diode 12V - 1W |
3 | C1-C6 | Capacitors MKP polypropylene 0,33 mF 630 V |
4 | L1, L2 | 6 coils of 0.8 mm thick copper, diameter 6 mm (1,26 mH) |
5 | M1, M2 | MOSFETs IRFP260N (Infineon) |
6 | R1 | 4,7 kΩ |
7 | R2, R5 | 470 Ω |
8 | R3, R4 | 10 kΩ |
Tata laksana percobaan
- Membuat pemanas induksi untuk memanaskan pipa diameter 1,2 cm sepanjang 34,12 meter
- Untuk simulasi pemanas induksi, gunakan jet-pump untuk memompa air dengan tekanan 15 bar, inputkan ke pipa pemanas induksi
- Ukur suhu udara keluar di ujung keluaran pipa pemanas induksi
- Jika diperoleh suhu 540⁰C maka percobaan selanjutnya dapat dilakukan pada turbin pembangkit listrik
- Jika diperoleh suhu kurang dari 540⁰C maka ulangi percobaan dengan pipa yang lebih panjang hingga didapat suhu keluaran 540⁰C dan lanjutkan pada turbin pembangkit listrik
- Pasang pipa pemanas induksi pada turbin menggantikan boiler. Sesuaikan junction jika perlu
- Sesuaikan sensor putaran turbin dengan inverter / oscilator pemanas induksi
- Lakukan pengujian pada turbin pembangkit listrik pemanas induksi
Penutup
- S. Jayaraj, E. Bubelis, S. Perez-Martin, S. Passerini, C. Gerardi, et al.. IAEA NAPRO Coordinated Research Project : Heat Transfer and Pressure Drop Correlations for Sodium Cooled Systems. ICAPP 2016 - 2016 International Congress on Advances in Nuclear Power Plants, Apr 2016, San Francisco, United States. cea-02442356v2
- http://blog4alio.blogspot.com/
- Mikhael Grigor’evich Lozinsk’i, Industrial Application of Induction Heater, Oxford, New York, Pergamon Press, 1969
- https://www.open-electronics.org/